Pada artikel ini kami akan menjelaskan Cara mengatasi bayi gumoh Kalau kamu juga tertarik, pada artikel ini Nha Xinh akan menjelaskan tutorialnya untuk kamu.

Apakah Ibu sedang khawatir karena belakangan bayi sering gumoh setelah menyusu? Gumoh memang sering terjadi pada bayi dalam 3 bulan usia pertamanya, Bu.
Apa itu Gumoh?
Gumoh adalah keluarnya ASI, cairan, atau makanan yang baru saja ditelan bayi. Gumoh pada bayi disebut juga dengan istilah refluks.
Kondisi ini normal dialami bayi karena sistem pencernaan bayi masih belum berkembang dan kapasitas lambungnya masih kecil.
Saat si Kecil menyusu, cairan ASI akan turun ke lambung melewati kerongkongan. Ketika merasa lambungnya sudah terlalu penuh, bayi bisa mengeluarkan isi perutnya kembali ke kerongkongan.
Hal ini terjadi karena otot cincin yang berada di ujung kerongkongan bayi yang masih berusia di bawah 5 bulan belum bisa menutup dengan sempurna.
Otot cincin ini yang berfungsi sebagai gerbang masuknya cairan atau makanan ke lambung. Ketika otot cincin tidak menutup dengan baik, air susu akan mengalir balik ke kerongkongan. Inilah yang menjadi penyebab bayi gumoh.
Gumoh biasanya terjadi hingga usia si Kecil beranjak 4-6 bulan. Namun, gumoh akan semakin jarang seiring otot si Kecil menguat dan akan dan berhenti di usia 1 tahun.
Apa Penyebab Gumoh pada Bayi?
Salah satu penyebab bayi gumoh adalah otot yang ada di kerongkongan dan perut bayi belum sempurna. Otot tersebut secara bertahap akan sempurna saat bayi memasuki usia 6 bulan.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Penyebab Bayi Sering Gumoh
Selain itu, beberapa penyebab gumoh pada bayi yang perlu Ibu ketahui adalah:
1. Bayi alergi makanan
Bayi yang cukup sensitif terhadap makanan umumnya sering gumoh. Salah satu jenis alergi yang menyebabkan bayi gumoh adalah alergi susu sapi.
2. Bayi merasa kenyang
Gumoh bisa menjadi tanda bahwa si Kecil sebetulnya sudah kenyang setelah menyusu, Bu. Sebab, kapasitas lambung bayi umumnya hanya sekitar 1 ons per kg berat tubuhnya. Oleh karena itu, jika menyusu sampai kekenyangan, si Kecil bisa gumoh.
3. Bayi menelan udara saat menyusu
Salah satu penyebab gumoh pada bayi adalah karena terlalu banyak menelan udara saat menyusu atau makan.
Ketika bayi menelan udara bersamaan dengan ASI, gas yang masuk akan terperangkap di dalam lambung.
Saat udara itu harus keluar dari perut, kadang sebagian cairan ikut terbawa naik dari lambung ke kerongkongan dan akhirnya keluar dari mulut.
4. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Jika bayi Ibu tidak sering mengalami gumoh, salah satu penyebab gumoh di kondisi tersebut sebenarnya bisa menunjukkan kondisi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). GERD cenderung terjadi pada bayi prematur.
Apa Bedanya Gumoh dan Muntah pada Bayi?
Gumoh dan muntah itu berbeda, lho Bu. Melansir IDAI, gumoh adalah kejadiaan saat susu mengalir dengan sendirinya dan biasanya berbarengan dengan sendawa. Jumlah cairan yang keluar pun sedikit.
Sementara itu, bayi yang muntah akan mengeluarkan isi perutnya dengan tenaga atau usaha lebih. Bayi yang muntah juga akan tampak mengejan, tidak nyaman, atau rewel.
Sebagian besar kasus muntah pada bayi merupakan hal abnormal, misalnya karena akibat infeksi pada saluran pencernaan. Namun, gumoh adalah refleks yang normal dan tidak mengganggu kesehatan bayi.
Apakah Bayi Bisa Kehilangan Nutrisi Karena Gumoh?
Tahukah ibu kalau 70% bayi di bawah 3 bulan bisa gumoh tiga kali sehari, dan bahkan mungkin bisa sesering 10-12 kali dalam satu hari?
Gumoh biasanya terjadi dalam 2 jam setelah menyusu.
Meski begitu, gumoh tidak membahayakan bayi. Gumoh tidak menyebabkan penurunan berat badan atau gagal tumbuh. Sebab, cairan yang keluar tiap kali gumoh sangat sedikit, kurang dari satu sendok makan.
Selama bayi terlihat nyaman, bisa makan dengan baik, dan berat badannya bertambah, Ibu tidak perlu khawatir.
Jadi, jangan makin “mengisi” perut si Kecil dengan lebih banyak ASI jika ia gumoh setelah menyusu, ya Bu. Faktanya, makan berlebihan dapat menyebabkan gumoh jadi lebih banyak.
Baca Juga: 5 Cara Mengetahui Kebutuhan ASI pada Bayi
Akan tetapi, ada beberapa gejala penyerta gumoh yang dapat menandakan masalah kesehatan tertentu. Maka, Ibu mungkin perlu bawa si Kecil ke dokter jika ia menunjukkan gejala-gejala berikut setelah gumoh:
-
Nafsu makan menurun atau menolak menyusu berulang kali.
-
Cairan gumoh berwarna hijau, kuning, atau bercampur darah.
-
Jadi gampang rewel atau menangis sangat lama.
-
Lebih jarang buang air kecil
-
BAB berdarah.
-
Mengalami kesulitan bernapas.
Kalau ada tanda-tanda seperti itu, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter spesialis anak, ya Bu! Sebab bisa jadi, kondisi kesehatan Si Kecil sedang terganggu dan butuh penanganan medis.
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Bayi Gumoh?
Tidak ada cara yang khusus untuk mengatasi gumoh.
Namun, ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mencegah gumoh terjadi terlalu sering. Coba cara berikut ya, bu!
-
Pastikan posisi menyusui sudah tepat saat menyusui bayi agar tidak gumoh. Posisikan bayi tegak selama dan setelah menyusu.
-
Hindari memberikan ASI atau makanan terlalu banyak sampai bayi kekenyangan. Berikan ASI atau makanan sedikit-sedikit, tapi sering dan diberi jarak.
-
Sendawakan bayi setelah menyusu untuk mengeluarkan udara.
-
Hindari mengajak bayi bermain aktif atau menggunakan ayunan saat memberi makan bayi.
-
Pastikan popok yang dikenakan bayi juga tidak terlalu ketat sehingga bayi tidak merasa perutnya terlalu sesak. Ini bisa menimbulkan mual dan si Kecil jadi mengeluarkan makanannya.
-
Jangan memaksakan menyuap makanan kalau bayi sudah terlihat kenyang atau memberi reaksi seolah mau muntah.
-
Sehabis makan jangan langsung ditidurkan, boleh duduk atau digendong dengan posisi badan tegak.
Jika bayi mengalami gumoh saat tidur, segera angkat bayi dan posisikan kepala bayi tegak dan bersandar pada bahu ibu. Jangan sampai si Kecil menelan kembali gumohnya, karena bisa menyebabkan perut bayi kembung dan tidak nyaman.
Cara mencegah bayi gumoh selanjutnya adalah penting untuk ibu menjaga pola makan supaya tetap sehat untuk menjaga kualitas ASI tetap baik untuk dikonsumsi bayi.
Jika memungkinkan, ada baiknya ibu berkonsultasi dengan dokter terkait makanan ataupun diet nutrisi yang tepat untuk kualitas ASI yang mumpuni untuk bayi.
Cara Menyendawakan Bayi agar Tidak Gumoh
Untuk melegakan si Kecil setelah, Ibu bisa bantu membuat bayi bersendawa. Cara menyendawakan bayi yang benar seperti ini, ya Bu!
-
Dudukkan Si Kecil di atas pangkuan Mama. Topang badannya dengan memegang dagu.
-
Sendawakan bayi dengan posisi gendongan tegap.
Ibu ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang panduan dan dan fitur edukatif menarik lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil? Yuk, coba Bebe Journey sekarang!
*Direview oleh: dr. Tania Savitri
Terakhir diperbarui: 12 Agustus 2022
Referensi:
- Spitting up in babies: What’s normal, what’s not. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329
- IDAI | Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
- Why Babies Spit Up. (2022). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Why-Babies-Spit-Up.aspx
- Parentsmagazine. (2015). How to Deal With Your Baby’s Spit-Up. Parents. https://www.parents.com/baby/feeding/problems/spit-up-faqs/
- Spence, J. (2021, January 30). Entirely Kids Pediatrics. Frisco Pediatrician Entirely Kids Pediatrics. https://www.entirelykidspediatrics.com/newborn-spit-up-101/
- WebMD. (2006, May 24). Spitting Up in Infants Treatment. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/spitting-up-in-infants-treatment

Desiana Prasetya adalah seorang kepala dapur berpengalaman selama 10 tahun di bidang kuliner dan memiliki pemahaman yang mendalam lều makanan khas daerah. Prasetya berbagi pengetahuan dan terhubung dengan para koki terkemuka di seluruh dunia melalui blog nhaxinhplaza.net. Prasetya juga memiliki minat dalam perjalanan, mencintai alam dan budaya manusia di berbagai daerah di Indonesia.