Pada artikel ini kami akan menjelaskan Ada berapakah sifat jaiz bagi allah Kamu bisa cek penjelasan lengkap dari kami. Karena kebetulan kami pernah mengalaminya dan ingin sharing di artikel ini.

قَا لَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَا مْرَاَ تِيْ عَا قِرٌ ۗ قَا لَ كَذٰلِكَ اللّٰهُ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ
“Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul? Dia (Allah) berfirman, Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 40)
Sifat jaiz Allah SWT
Allah menanggapi keingintahuan Zakariyyâ itu dengan penjelasan bahwa jika Allah berkehendak menciptakan sesuatu, Dia akan menciptakan faktor penyebabnya atau menciptakannya tanpa faktor penyebab. Allah bebas melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Penciptaan nabi Adam, tanpa faktor penyebab, tidak ada bapa dan tidak ada ibu, penciptaan nabi Isa, tidak ada bapa hanya dengan ibu, kelahiran nabi Yahya, nabi Zakariya dan istrinya sudah sangat tua.
Allah sebagai satu-satunya Tuhan, memiliki tiga kelompok sifat. Tiga kelompok itu adalah kelompok sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz Allah. Arti dari sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Allah SWT. Salah satu sifat wajib bagi Allah adalah Baqa yang artinya kekal. Allah SWT kekal selama-lamanya, abadi, dan tidak berakhir.
Sedangkan sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak akan mungkin pada Allah SWT. Salah satu sifat mustahil Allah adalah ‘Adam yang artinya tidak ada. Tidak mungkin Allah tidak ada. Allah ada dan akan selamanya ada. Sifat jaiz Allah adalah Allah memiliki suatu kehendak yang tidak bisa dipaksakan oleh selain-Nya. Sifat Jaiz Allah ketika hendak menciptakan alam semesta atau tidak itu tergantung pada kehendak-Nya sebab Ialah Sang Maha Pencipta, Tuhan yang satu, tidak beranak, dan tidak diperanakan.
Sifat jaiz Allah yang lain ada dalam Alquran Surat Al Qasas ayat 68.
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُ ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۗسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ – ٦٨
“Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan”.
Manusia sebagai makhluk ciptaan dan hamba Allah, sudah seharusnya untuk beriman (yakin) terhadap sifat Allah.
Sifat jaiz Allah hanya ada satu yaitu fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu yang artinya Allah mungkin mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya.
Allah SWT menciptakan segala sesuatu atas kehendaknya sendiri dengan Qudrat (kuasa-Nya) dan Iradat (kehendak-Nya). Oleh karena itu, bisa jadi, bagi Allah juga untuk meninggalkan sesuatu sesuai kehendaknya.
Sifat jaiz Allah SWT dapat diartikan sebagai kebebasan Allah untuk berbuat sesuatu atau meninggalkan perbuatan tersebut. Keinginan itu bersifat mutlak atas kehendak Allah SWT.
Dalam hal ini, segala sesuatu yang mungkin Allah lakukan, tidak wajib Dia kerjakan dan tidak mustahil Dia capai. Bagaimanapun juga, semuanya tergantung dari kehendak Allah SWT. Tidak ada unsur keterpaksaan atau intervensi dari makhluk atau zat lain.
Sebagai misal, Allah SWT bisa saja menjadikan semua makhluk di bumi ini masuk surga, mengkayakan semua orang miskin, atau memiskinkan semua orang kaya, semua itu mungkin dan bisa dilakukan.
Akan tetapi, Allah SWT hanya akan melakukan hal itu jika ia berkehendak. Jika tidak, tidak ada yang mampu memaksa Dia melakukan segala hal tersebut.
Sifat jaiz Allah SWT atau kebebasan bertindak itu terdiri dari dua tindakan sebagai berikut:
Allah SWT bebas mencipta atau tidak menciptakan suatu hal. Kebebasan Allah untuk mengatur semua makhluk sesuai yang Dia kehendaki.
Contoh umum meyakini sifat jaiz Allah.
Percaya bahwa rezeki adalah urusan Allah. Tugas seorang hamba adalah berdoa, bekerja, dan berusaha mendapatkan rezeki dengan jalan yang diridai Allah SWT. Jika Allah SWT sudah berkehendak hamba tersebut kaya maka ia akan kaya dan tidak ada yang bisa menghalangi kehendak Allah.
Percaya bahwa jodoh sudah ditentukan oleh Allah. Contoh sederhananya tanpa bertemu atau berpacaran sekali pun, jika Allah menentukan bahwa ia adalah jodoh Anda maka jalan menuju pernikahan akan dipermudah oleh Allah SWT.
Percaya bahwa harta benda adalah titipan Allah. Ketika yakin bahwa Allah yang menghendaki untuk menitipkan harta benda kepada kita dan mengambil harta benda titipan-Nya, kita akan lebih ikhlas sebab Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-Nya kesulitan.
Semoga kita semakin mengenal Allah SWT, mengenal Allah dengan benar (ma’rifatullah) yang akan mengantarkan ketentraman hidup di dunia maupun di akherat.

Desiana Prasetya adalah seorang kepala dapur berpengalaman selama 10 tahun di bidang kuliner dan memiliki pemahaman yang mendalam lều makanan khas daerah. Prasetya berbagi pengetahuan dan terhubung dengan para koki terkemuka di seluruh dunia melalui blog nhaxinhplaza.net. Prasetya juga memiliki minat dalam perjalanan, mencintai alam dan budaya manusia di berbagai daerah di Indonesia.