Hamil di Luar Kandungan (Kehamilan Ektopik): Penyebab, Gejala

Pada artikel ini kami akan menjelaskan Apakah kehamilan ektopik bisa di test pack Kamu bisa cek penjelasan lengkap dari kami. Karena kebetulan kami pernah mengalaminya dan ingin sharing di artikel ini.

Kehamilan normal dimulai dengan sel telur yang dibuahi. Dalam keadaan normal, sel telur tersebut kemudian menempel pada lapisan rahim. Namun, pada kehamilan ektopik proses ini justru terjadi di luar rahim.

Perbedaan hamil normal dan hamil di luar kandungan adalah tempat tertanamnya sel telur.

Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, biasanya di salah satu saluran tuba falopi (saluran yang menghubungkan ovarium ke rahim).

Apabila tersangkut di saluran tersebut, sel telur tidak akan berkembang menjadi bayi dan bisa mengancam kesehatan penderitanya.

Sayangnya, kehamilan ini tidak bisa diselamatkan. Penderitanya juga perlu mendapatkan penanganan medis, baik dengan obat-obatan ataupun prosedur pembedahan.

Penyebab hamil di luar kandungan

Berikut adalah beberapa penyebab hamil di luar kandungan yang perlu diwaspadai.

  • Pernah mengalaminya

Risiko kehamilan ektopik lebih tinggi pada wanita yang pernah mengalaminya.

  • Peradangan atau infeksi

Infeksi menular seksual, seperti gonore atau klamidia, bisa memicu peradangan pada tuba falopi dan organ di sekitarnya. Masalah ini bisa meningkatkan risiko hamil di luar kandungan.

  • Pernah melakukan prosedur fertilisasi in vitro (bayi tabung)

Dikutip dari Mayo Clinic, wanita yang melakukan program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) atau perawatan serupa lebih rentan mengalami kehamilan ektopik.

  • Operasi pada saluran tuba falopi

Prosedur operasi untuk memperbaiki saluran tuba falopi yang tertutup atau rusak juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan di luar kandungan.

  • Hamil ketika KB spiral terpasang

Potensi terjadinya hamil jika Anda menggunakan KB spiral atau intrauterine device (IUD) sebenarnya jarang terjadi.

Namun, jika Anda hamil ketika menggunakan KB ini, kemungkinan besar kehamilan tersebut bersifat ektopik.

  • Merokok

Kebiasaan merokok sebelum hamil dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Semakin banyak Anda merokok, semakin besar risiko masalah kehamilan ini.

Ciri-ciri hamil di luar kandungan

Kehamilan ektopik tidak selalu menimbulkan gejala dan mungkin baru bisa terdeteksi saat menjalani pemeriksaan kehamilan rutin.

Jika tanda-tandanya muncul, gejala hamil di luar kandungan cenderung muncul di usia 4-12 minggu kehamilan.

Berikut adalah ciri-ciri hamil di luar kandungan yang dapat dialami penderitanya.

  • Terlambat haid atau tanda-tanda kehamilan lainnya
  • Sakit perut bagian bawah di satu sisi
  • Perdarahan atau keluarnya cairan berwarna cokelat dari vagina
  • Rasa sakit di ujung bahu
  • Tidak nyaman ketika buang air kecil atau besar.

Kapan harus ke dokter

Jika berbagai gejala di bawah ini muncul, segera periksakan diri Anda ke dokter atau rumah sakit terdekat.

  • Rasa sakit yang tajam, muncul tiba-tiba, dan intens di bagian perut.
  • Merasa pusing atau pingsan.
  • Merasa tidak enak badan atau sakit.
  • Kulit pucat.

Sederet gejala di atas dapat menandakan saluran tuba falopi yang pecah.

Kondisi ini perlu ditanggapi secara serius dan dokter harus melakukan pembedahan untuk memperbaiki saluran tuba falopi sesegera mungkin.

Cara mendiagnosis kehamilan ektopik

Dokter tidak bisa mendiagnosis kehamilan ektopik hanya dengan memeriksa tubuh Anda. Oleh sebab itu, dibutuhkan beberapa tes untuk mendeteksinya.

Sebagian orang juga mungkin bertanya-tanya: apakah hamil di luar kandungan bisa dideteksi dengan test pack? Jawabannya adalah bisa.

Penderita kehamilan ektopik bisa menggunakan test pack untuk mendeteksi adanya kehamilan. Namun, test pack tidak bisa membuktikan dan memperkuat adanya kehamilan tersebut.

Selain itu, tes kehamilan seperti tes darah dapat membantu dokter untuk mengonfirmasi adanya peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang menandakan kehamilan.

Tes darah ini mungkin perlu dilakukan beberapa kali sampai tes USG mengonfirmasi adanya kehamilan ektopik atau tidak, biasanya 5-6 minggu setelah pembuahan.

Cara mengatasi hamil di luar kandungan

Sel telur yang sudah dibuahi tak bisa berkembang secara normal di luar rahim. Untuk mencegah komplikasi yang mengancam nyawa, jaringan ektopik perlu diangkat.

Tergantung dari gejala dan kapan kehamilan ektopik terdeteksi, penanganan masalah kehamilan ini umumnya meliputi penggunaan obat-obatan, operasi laparoskopi, atau prosedur pembedahan perut.

  • Obat-obatan

Kehamilan ektopik dini tanpa perdarahan yang tidak stabil umumnya ditangani dengan metotreksat, yang bisa menghentikan pertumbuhan sel dan melarutkan sel yang ada. Obat ini diberikan melalui suntikan.

Dokter juga perlu memastikan bahwa pasien telah didiagnosis menderita kehamilan ektopik sebelum memberikan suntikan metotreksat.

Setelah prosedurnya usai, dokter akan meminta pasien melakukan tes HCG lanjutan untuk memastikan seberapa baik obat metotreksat bekerja atau jika Anda memerlukan lebih banyak dosis.

  • Prosedur bedah laparoskopi

Prosedur bedah laparoskopi, seperti salpingostomi dan salpingektomi, dapat dijadikan opsi pengobatan kehamilan ektopik.

Dalam salpingostomi, jaringan ektopik diangkat dan saluran tuba falopi dibiarkan sembuh dengan sendirinya.

Sementara itu, salpingektomi mengharuskan dokter untuk mengangkat jaringan ektopik sekaligus saluran tuba falopi.

  • Prosedur pembedahan perut

Jika hamil di luar kandungan memicu perdarahan hebat, dokter dapat melakukan prosedur laparoskopi ataupun pembedahan perut (laparotomi).

Dalam beberapa kasus, saluran tuba falopi dapat diselamatkan. Namun, saluran tuba falopi yang pecah biasanya harus diangkat.

Punya pertanyaan lain seputar kehamilan? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!