Husnudzon Adalah Berpikir Positif, Ini Hikmah dan Manfaat untuk

Pada artikel ini kami akan menjelaskan Apa saja hikmah dan keuntungan bersikap husnuzzan tuliskan Kalau kamu juga tertarik, pada artikel ini Nha Xinh akan menjelaskan tutorialnya untuk kamu.

Secara etimologis, husnudzon adalah prasangka baik atau berbaik sangka. Sedangkan secara istilah, husnudzon adalah sikap mental dan cara pandang yang menyebabkan seseorang melihat sesuatu dari sisi yang positif.

Husnudzon adalah salah satu dari perwujudan akhlak yang terpuji. Memiliki sikap husnudzon juga dapat menghadirkan sejumlah manfaat bagi seorang pribadi, di antaranya adalah memberikan ketenangan pikiran dan hati, serta dapat membentuk karakter. Maka tidak mengherankan jika kita dianjurkan untuk memiliki sikap husnudzon terhadap siapa pun dan apa pun, termasuk husnudzon kepada Allah SWT, husnudzon kepada diri sendiri, husnudzan kepada orang lain, dan husnudzon kepada suatu situasi.

Husnudzon kepada Allah SWT

Kepada Allah SWT, dapat dipahami bahwa husnudzon adalah berprasangka baik atas setiap ketentuan dan ketetapan dari Allah SWT. Husnudzon kepada Allah SWT terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, husnudzon dalam ketaatan, husnudzon dalam menghadapi ujian, husnudzon dalam setiap nikmat yang dilimpahkan, dan husnudzon saat melihat ciptaan Allh SWT.

Kehidupan yang sulit kadang mendorong kita untuk berprasangka buruk kepada Allah SWT. Dalam situasi yang sulit mungkin kita merasa marah dan bersedih atas ketentuan Allah. Akan tetapi, dengan tetap husnudzon kepada Allah SWT dapat membuat kita terhindar dari pikiran-pikiran buruk tersebut, sehingga kita dapat berpikir positif, bahwa Allah SWT akan mengangkat segala kesulitan-kesulitan hidup yang kita alami.

Meski demikian, dalam menghadapi kesulitan kita juga harus berusaha sejauh apa yang kita bisa, sebab Allah telah berjanji dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6, yang artinya,

“Karena, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS al-Insyirah: 5-6).

Husnudzon kepada Diri Sendiri

Seseorang yang husnudzon kepada diri sendiri akan memiliki sifat gigih dan sabar. Sebab orang yang husnudzan pada dirinya sendiri tidak akan merasa apa yang terjadi dalam hidupnya sebagai sebuah beban. Seorang yang husnudzan kepada dirinya sendiri biasanya akan lebih mudah menyadari bahwa ada banyak hal baik yang ada dalam dirinya.

Seseorang yang berburuk sangka pada dirinya sendiri biasanya akan berpikir bahwa hidupnya tidak berarti, dan tidak bisa memberikan manfaat bagi kehidupan. Ini karena berburuk sangka pada diri sendiri membuat seseorang tidak menyadari hal-hal baik, potensi maupun bakat dalam dirinya, yang bisa dia kembangkan untuk memberikan manfaat dan kontribusi kepada masyarakat.

Dengan husnudzan kepada diri sendiri, kita akan dapat melihat hal-hal positif dalam diri sendiri, baik itu potensi, bakat, atau sifat, yang dapat kita kembangkan untuk dapat berkontribusi dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Maka tidak mengherankan jika seseorang yang husnudzan kepada diri sendiri akan memiliki sifat yang positif, gigih, sabar, pantang menyerah, dan mudah bersyukur.

Husnudzon terhadap Sesama Manusia

Husnudzon kepada sesama manusia akan membuat seseorang selalu berpikir positif sebelum bertindak. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, sikap hormat dan berpikiran positif kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki dan perasaan cemburu.

Sikap husnudzon terhadap sesama manusia merupakan tindakan yang terpuji. Sikap ini akan membawa kita kepada pikiran yang positif, sehingga kita dapat memandang orang lain dengan baik tanpa adanya prasangka negatif atau trust issue.

Husnuzan pada situasi atau keadaan

Selain husnduzon kepada Allah, diri sendiri, dan kepada sesama manusia, kita juga dianjurkan untuk husnudzan kepada situasi atau keadaan. Sebagai contoh, sebagai siswa atau pelajar, situasi yang palinmg sering dihadapi adalah situasi ketika kita harus terus belajar, mengerjakan tugas, dan sebagainya.

Banyak belajar, mengerjakan tugas, memperhatikan guru di kelas mungkin adalah situasi yang membosankan dan tidak menyenangkan. Namun percayalah, bahwa hal itu akan membawa dampak baik di masa depan. Itu adalah salah satu contoh husnudzan pada situasi atau keadaan.

Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 216, yang artinya:

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)