Pada artikel ini kami akan menjelaskan Mengapa peradaban yunani kuno dikatakan sebagai peletak dasar peradaban Kalau kamu juga tertarik, pada artikel ini Nha Xinh akan menjelaskan tutorialnya untuk kamu.
Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais pada masa zaman ke-8 hingga ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya Masa zaman Pertengahan Awal.[1] Peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai dijadikan bertambah sempurna pada masa zaman ke-5 hingga ke-4 SM. Pada periode klasik ini Yunani dipimpin oleh negara-kota Athena dan sukses menghalau serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan Athena hasilnya dengan takluknya Athena untuk Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun 404 SM. Seiring penaklukan oleh Aleksander Luhur, budaya Yunani, yang dikenal sebagai peradaban Hellenistik, dijadikan bertambah sempurna mulai dari Asia Tengah hingga ujung barat Laut Tengah.
- Pengertian Akulturasi, Sinkretisme, Milenarisme dan Adaptasi
- Mengenal Kandungan Nutrisi dalam Sayur Asem – Halodoc
- Contoh Ucapan 100 Hari Orang Meninggal: Kenapa Perlu Memberikan Ucapan?
- Plasmolisis: Pengertian, Proses, contoh, jenis, faktor
- Arti Nothing dalam Nothing Fun dan 7 Idiom Lainnya – Detikcom
Istilah “Yunani Kuno” diterapkan pada wilayah yang memakai bahasa Yunani pada Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang ditinggali orang-orang Yunani, di selangnya Siprus dan Kepulauan Aigea, pesisir Anatolia (saat itu dinamakan Ionia), Sisilia dan bidang selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Luhur), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir, Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur dan timur laut, Iberia, dan Taurika.
Oleh sebagian luhur sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar untuk Peradaban Barat.[2][3][4] Norma budaya Yunani memberi pengaruh kuat untuk Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya ke bidang lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangung kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada masa zaman ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.
- 1 Kronologi
- 2 Historiografi
- 3 Sejarah
- 3.1 Yunani Arkais
- 3.2 Yunani Klasik
- 3.2.1 Masa zaman ke-5 SM
- 3.2.2 Masa zaman ke-4 SM
- 3.3 Yunani Hellenistik
- 4 Lihat pula
- 5 Rujukan
- 6 Tautan luar
Kronologi
Tidak berada kesepakatan yang tetap dan universal mengenai waktu awal dan penghabisan masa Antikuitas Klasik. Biasanya dimulai sejak masa zaman ke-8 SM hingga masa zaman ke-6 M, atau sekitar 1300 tahun.
Antikuitas Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan Yunani (1100 – 750 SM), yang secara arkeologis dicirikan dengan gaya tembikar protogeometris dan geometris, yang dilanjutkan oleh Periode Oriental, adalah pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari norma budaya Suriah-Hittit, Asiria, Punisia dan Mesir.
Secara tradisional, periode Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental pada masa zaman ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani memiliki huruf alfabet sendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani kuno, yang paling terkenal adalah buatan Homeros dan Hesiodos. Sesudah periode Arkais, dimulailah periode Klasik sekitar 500 SM, yang pada gilirannya dilanjutkan oleh periode Hellenistik sesudah kematian Aleksander Luhur pada 323 SM.
Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik bisa dibagi dijadikan beberapa periode berikut:[5]
- Periode Arkais (750 – 500 SM) adalah ketika para seniman mmebuat patung berdiri dalam pose yang kaku dan keramat dengan ‘senyum arkais’. Periode Arkais biasanya dinamakan bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.
- Periode Klasik (500 – 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat berikutnya dinamakan sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik, periode Klasik didominasi oleh Athena dan Liga Delos pada masa zaman ke-5 SM, yang digantikan oleh Hegemoni Sparta pada awal masa zaman ke-4 SM, sebelum kekuasaan berpindah pada Thebes dan Liga Boiotia dan hasilnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh Makedonia.
- Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika norma budaya dan kekuasaan Yunani menyebar hingga ke Timur Dekat dan Timur Tengah. Periode ini dimulai sesudah kematian Aleksander Luhur dan hasilnya dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.
- Yunani Romawi adalah periode yang berlanjut sejak Romawi menaklukan Korinthos dalam Pertempuran Korinthos pada 146 SM hingga didirikannya Bizantium oleh kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada 330 SM.
- Fase penghabisan Antikuitas adalah periode Kristenisasi dari penghabisan masa zaman ke-4 M hingga masa zaman ke-6 M, biasanya dinamakan hasilnya sesudah ditutupnya Akademi Neoplatonik oleh kaisar Yustinianus I pada 529 M.
Historiografi
Periode bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam sejarah dunia karena merupakan periode pertama yang dibuktikan dengan beradanya historiografi yang layak, sedangkan protosejarah dan sejarah kuno yang bertambah awal bertambah jumlah dikenali menempuh bukti situasional, misalnya annal, atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.
Herodotos dikenal secara lapang sebagai “bapak sejarah”, judul karyanya, Historia, dijadikan asal kata untuk history. Karya Herodotos ditulis selang 450 SM hingga 420 SM dan cakupannya mencapai satu masa zaman ke balik, membahas tokoh-tokoh bersejarah dari masa zaman ke-6 seperti Darius I dari Persia, Kambises II dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa tokoh dari masa zaman ke-8 semisal Kandaules.
Herodotos dilanjutkan oleh para penulis semacam Thukydides, Xenophon, Demosthenes, Plato dan Aristoteles. Sebagian luhur dari ara penulis ini adalah orang Athena atau pro-Athena, sehingga sejarah dan politik kota Athena bertambah jumlah dikenali dariapada kota-kota lainnya. Cakupan mereka terbatas pada sejarah diplomasi, milier, dan politik, dan mengabaikan sejarah ekonomi dan sosial.[6]
Sejarah
Yunani Arkais
Periode Arkais dimpulai pada masa zaman ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangung dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar masa zaman ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul.[7] Yunani ketika itu terbagi-bagi dijadikan jumlah komunitas kecil yang berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.[8]
Perang Lelantin (710-650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini dan merupakan perang tertua yang sukses terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian selang Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran dampak lamanya perang, walaupun Khalkis dijadikan pemenangnya.
Kaum saudagar dijadikan bertambah sempurna pada paruh pertama masa zaman ke-7 SM, diperlihatkan dengan dikenalkannya mata uang koin sekitar 680 SM.[9] Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada jumlah negara kota. Rezim kaum aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristikrat harus berupaya supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran populis. Kata ini bersumber dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος “(“tyrannos”), bermakna ‘penguasa tidak sah’, walaupun gelar ini berlanjut sama berat untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.[10][11]
Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal selang kaum kaya dan kaum miskin di jumlah negara kota. Di Sparta, Perang Messenia terjadi dan dampaknya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua masa zaman ke-8 SM, dan merupakan sebuah tingkah laku yang dibuat tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial.[12] Penduduk yang diperbudak, yang selanjutnya dinamakan helot, dipaksa untuk bertani dan memperagakan pekerjaan untuk rakyat Sparta, sementara semua lelaki Sparta dijadikan prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan belajar sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial selang kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut diterapkan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan berhenti pada 650 SM.
Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada penghabisan masa zaman ke-7 SM dan lagi-lagi merasakan perang saudara. arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tingkah laku yang dibuat ini gagal meredakan konflik. Pada hasilnya reformasi terjadi berkat Solon (594 SM), yang memperbanyakkan tanah untuk orang miskin tapi meletakkan kaum aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.
Pada masa zaman ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh dijadikan daya dominan Yunani, selang lain Athena, Sparta, Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga dijadikan daya maritim dan perdagangan terkemuka.
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada masa zaman ke-8 dan ke-7 SM telah menyebabkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Luhur (Italia selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini hasilnya pada masa zaman ke-6 yang pada ketika itu dunia Yunani, secara norma budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh bertambah lapang dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya, walaupun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.
Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM hingga 300 SM, meningkat hingga lima kali lipat, yang mengindikasikan beradanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.
Pada paruh kedua masa zaman ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos dan putranya; Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat Athena Keisthenes, raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran. Sesudah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang, pada sebuah ketika Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta dijadikan arkhon Athena. Untuk mencegah Athena dijadikan negara boneka Sparta, Kleisthenes berharap warga Athena untuk memperagakan sebuah revolusi politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa memandang status: dengan demikian Athena dijadikan “demokrasi”. Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga sesudah sukses menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan mudah sukses menangkal tiga kali serangan Sparta yang berupaya mengembalikan kekuasaan Isagoras.[13] Bangungnya demokrasi memulihkan daya Athena dan memicu dimulainya ‘masa keemasan’ Athena.
Yunani Klasik
Masa zaman ke-5 SM
Athena dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman asing yang sangat kuat dan berbahaya, Kekaisaran Persia. Sesudah menindas Pemberontakan Ionia, Kaisar Darius I dari Persia, Maharaja Kekaisaran Akhemeniyah memutuskan untuk menaklukan Yunani. Serangan Persia pada tahun 490 SM diakhiri dengan kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon dibawah kepemimpina Miltiades Muda.
Xerxes I, putra dan pewaris Darius I, mencoba kembali menaklukan Yunani 10 tahun selanjutnya. Akan tetapi pasukan Persia yang berjumlah luhur menderita jumlah korban dalam Pertempuran Thermopylae, dan persekutuan Yunani menang dalam Pertempuran Slamis dan Pertempuran Plataia. Perang Yunani-Persia berlanjut hingga 449 SM, dipimpin oleh Athena serta Liga Delosnya, pada ketika ini Makedonia, Thrakia, dan Kepulauan Aigea serta Ionia semua terbebas dari pengaruh Persia.
Posisi dominan kemaharajaan maritim Athena mengancam posisi Sparta dengan Liga Peloponnesos-nya, yang meliputo kota-kota di daratan Yunani. Konflik tak terhindarkan ini berujung pada Perang Peloponnesos (431-404 SM). Walaupun berulang kali sukses menghambat perang, Athena berulang kali terpukul mundur. Wabah Wabah penyakit yang menimpa Athena pada 430 SM disusul kegagalan ekspedisi militer ke Sisilia sangat melemahkan Athena. Diduga sepertiga warga Athena tewas, termasuk Perikles, pemimpin mereka.[14]
Sparta sukses memancing pemberontakan para sekutu Athena, dan hasilnya melumpuhkan daya militer Athena. Peristiwa penting terjadi pada 405 SM ketika Sparta sukses memotong jalur suplai pangan Athena dari Hellespont. Terpaksa menyerang, armada tingkatan laut Athena yang pincang dihancurkan oleh pasukan Sparta dibawah pemimpin Lysandros dalam Pertempuran Aigospotami. Pada 404 SM Athena mengajukan permohonan perdamaian, dan Sparta menentukan persyaratannya; Athena harus kehilangan tembok kotanya (termasuk Tembok Panjang), armada lautnya, dan semua koloninya di seberang laut.
Masa zaman ke-4 SM
Yunani memasuki masa zaman ke-4 SM dibawah hegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal bahwa Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu meluas sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes, dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung pada Perang Korinthios (395-387 SM). Perang ini hasilnya dengan status quo, dengan diselingi intervensi Persia atas nama Sparta.
Hegemoni Sparta berlanjut trus selama 16 tahun sesudah peristiwa itu, hingga Sparta berupaya memaksakan kehendanya untuk warga Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas memimpin pasukan Thebes memasuki semenanjung Peloponesos, sehingga jumlah negara-kota memutuskan hubungannya dengan Sparta. Pasukan Thebes sukses memasuki Messenia dan membebaskan rakyatnya.
Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh dijadikan daya kelas dua. Hegemoni Thebes selanjutnya berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran Mantinea pada tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides, walaupun mereka meraih kemenangan. Dampak kekalahan ini, sama berat Thebes maupun Sparta sama-sama menderita kerugian luhur sehingga tak satupun di selang mereka atau sekutunya yang bisa meraih dominasi di Yunani.
Melemahnya beragam negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangungnya Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos sukses mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-suku Illyria, dan selanjutnya menaklukkan Thessalia dan Thrakia. Keberhasilannya terjadi berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan politik negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.
Sesudah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Pertempuran Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto dijadikan hegemon semua Yunan, kecuali Sparta. Dia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi dia dibunuh oleh Pausanias dari Orestis pada awal konflik.
Aleksander Luhur, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander mengalahkan Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, dia mendapatkan gelar ‘Agung’. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan norma budaya yang mendasar; makin menjauh dari polis (negara-kota) dan bertambah bekembang dijadikan budaya Hellenistik.
Yunani Hellenistik
Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan hasilnyanya penaklukan Aleksander Luhur, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Walaupun demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan norma budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangungnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.
Lihat pula
- Prostitusi di Yunani kuno
Rujukan
Tautan luar
- (Inggris) Sejarah uang Yunani
- (Inggris) The Canadian Museum of Civilization—Greece Secrets of the Past
- (Inggris) Ancient Greece website from the British Museum
- (Inggris) Economic history of ancient Greece
- (Inggris) The Greek currency history
- (Inggris) Limenoscope, an ancient Greek ports database
- (Inggris) The Ancient Theatre Archive, Greek and Roman theatre architecture
- (Inggris) Illustrated Greek History—Dr. Janice Siegel, Department of Classics, Hampden-Sydney College, Virginia
edunitas.com

Desiana Prasetya adalah seorang kepala dapur berpengalaman selama 10 tahun di bidang kuliner dan memiliki pemahaman yang mendalam lều makanan khas daerah. Prasetya berbagi pengetahuan dan terhubung dengan para koki terkemuka di seluruh dunia melalui blog nhaxinhplaza.net. Prasetya juga memiliki minat dalam perjalanan, mencintai alam dan budaya manusia di berbagai daerah di Indonesia.